Spanyol Bertekad Ubah Penderitaan Jadi Kemenangan di Babak Kedua Final Liga Negara

Spanyol Bertekad Ubah Penderitaan Jadi Kemenangan di Babak Kedua Final Liga Negara

Juara dunia Spanyol nyaris tak dikenali di leg pertama final Liga Negara wanita saat mereka lolos dari Jerman dengan hasil imbang tanpa gol.

Skuad Sonia Bermudez harus menahan derita di Kaiserslautern pada Jumat lalu, tapi mereka berharap bisa kembali tampil gemilang di leg penentu di Stadion Metropolitano Madrid pada Selasa.

Tugas mereka akan semakin sulit tanpa Aitana Bonmati, yang mengalami patah tulang kaki saat latihan Minggu lalu dan kemungkinan absen selama beberapa bulan ke depan.

Bahkan dengan pemenang Ballon dOr tiga kali itu, mereka kesulitan pekan lalu dan butuh kiper Cata Coll yang sering menyelamatkan, hingga surat kabar Spanyol Marca bercanda bahwa sang kiper dilarang masuk Jerman lagi nanti.

Kami sadar pertandingan di sini akan rumit, kata Coll usai laga. Kami bersaing baik dan saat harus bertahan, kami lakukan bersama-sama.

Mereka selamat tanpa cedera dan akan punya keuntungan bermain di kandang ibu kota, di hadapan kerumunan rekor untuk tim nasional di tanah air di stadion Atletico Madrid berkapasitas 70 ribu penonton.

Sekitar 50 ribu tiket sudah terjual untuk pertemuan itu, dengan Alexia Putellas, pemenang Ballon dOr Spanyol lainnya, yakin suporter akan berperan besar.

Kami ingin orang Jerman merasakan suasana di Metropolitano, ujar Putellas. Meraih trofi internasional ketiga Spanyol akan jadi momen bangga bagi Jenni Hermoso dan Laia Aleixandri, mantan pemain Atletico.

Saya merinding karena kami akan bersama seluruh keluarga dan semua orang yang datang mendukung, kata Aleixandri.

Aspek yang Perlu Disesuaikan

Untuk mempertahankan trofi Liga Negara yang diraih tahun lalu di edisi pertama kompetisi itu, Spanyol harus meningkatkan performa satu atau dua tingkat.

Bermudez menggantikan Montse Tome sebagai pelatih setelah Spanyol finis runner up di belakang Inggris pada Euro 2025.

Kemenangan agregat 5 0 atas Swedia di semifinal Liga Negara menunjukkan potensi, tapi kunjungan ke Jerman jadi pengingat bahwa banyak tim mengintai di belakang mereka.

Itu yang dialami bintang Barcelona Spanyol musim lalu saat Arsenal mengejutkan dengan mengalahkan mereka di final Liga Champions, usai bertahun tahun mendominasi.

Spanyol juga tampil ceroboh secara tak biasa, mungkin sulit lepas dari pikiran nyaman leg kedua di rumah nanti.

Namun pelatih Jerman Christian Wueck bilang leg pertama membuktikan kami tak hanya bisa bersaing tapi bahkan mainkan gaya kami sendiri melawan tim seperti Spanyol, meski dia akui kekecewaan karena tak meraih kemenangan.

Spanyol kuasai bola 56 persen, turun dari level kontrol biasa mereka, sementara mereka tercekik di bawah pengawalan ketat dari Jerman.

Pelatih Spanyol Bermudez bilang timnya harus lebih baik di leg kedua.

Kami tak main maksimal dan ada hal yang perlu diperbaiki, jelasnya, sambil tambahkan bahwa tim butuh lebih tajam dan ciptakan lebih banyak peluang serangan di Madrid.

Sepak bola menyerang yang mengalir itu yang diharapkan suporter yang akan memadati Metropolitano, beserta generasi emas Spanyol angkat trofi lagi.