Rencana Set-Piece Mematikan Arteta Dirancang Sejak 10 Tahun Lalu
Mikel Arteta menyatakan pada Jumat bahwa kemampuan Arsenal dalam sepak pojok telah dikembangkan selama satu dekade.
Tim Meriam London telah mencetak 10 gol melalui situasi mati di Liga Premier musim ini, yang merupakan rekor tercepat bagi sebuah tim mencapai dua digit gol semacam itu dalam sejarah kompetisi tersebut.
Arteta mengakhiri karier bermainnya di Stadion Emirates pada 2016 sebelum bergabung dengan tim pelatih Pep Guardiola di Manchester City.
Ketika ditanya kapan dia mulai memahami pentingnya fokus pada situasi mati, pria asal Spanyol yang kini mendekati enam tahun menangani Arsenal itu menjawab, "Sepuluh tahun lalu.
"Saya mulai membentuk visi dan menerapkan metode serta dikelilingi oleh orang-orang terbaik untuk mewujudkannya.
"Saya pergi ke City bersama pelatih terbaik di dunia dan saya bisa melihat area yang perlu ditingkatkan, dan itu jelas karena pada suatu saat saya melakukannya tapi saya bukan orang terbaik di dunia untuk tugas itu.
"Jadi jika saya bukan yang terbaik untuk melakukannya dan metode terbaik untuk itu, ada cara untuk memperbaikinya."
Menjelang kunjungan Crystal Palace ke Stadion Emirates akhir pekan ini, Arteta mengakui bahwa dia tahu situasi mati, termasuk tendangan bebas dan sepak pojok, akan menjadi kunci kesuksesan selama masa kepemimpinannya di Arsenal.
Yang krusial, Arteta sedang menjalani kursus lisensi kepelatihan ketika bertemu Nicolas Jover, yang kemudian menjadi pelatih situasi mati di Brentford sebelum bergabung dengan Arsenal pada 2021.
Jover telah berperan besar dalam kemampuan luar biasa Arsenal dalam situasi mati.
"Anda bisa melihat hasilnya segera setelah itu dimulai," katanya.
"Kami telah menciptakan budaya, memberikan bagian permainan ini (situasi mati) pentingnya yang sebenarnya. Sepak bola terus berkembang dan begitu juga cara lawan menghadapi kami, sehingga kami harus memaksimalkan hal-hal yang sering terjadi."
Arsenal hanya kebobolan tiga kali di liga musim ini dan mempertahankan tiga clean sheet berturut-turut di Liga Champions, artinya rekor pertahanan mereka setelah 12 pertandingan adalah yang terbaik dalam sejarah 138 tahun klub tersebut.
Skuad Chelsea milik Jose Mourinho 20 tahun lalu hanya kebobolan 15 gol dalam perjalanan meraih gelar juara, yang merupakan rekor Liga Premier.
"Kami menginginkan rekor semacam itu. Pada akhirnya, kami ingin itu membawa trofi dan gelar," ujar Arteta, yang timnya sedang berusaha memenangkan gelar untuk pertama kalinya sejak 2004.
"Tapi jelas, semakin banyak yang bisa kami hasilkan, semakin dekat kami dengan pencapaian yang diinginkan, dan rekor pertahanan itu sangat bagus tapi kami perlu konsisten dan ini baru awal musim. Kami bisa menjadi lebih baik."