Perpisahan Menyentuh Digelar untuk Pelatih Legendaris Boca Juniors Miguel Angel Russo di Stadion Buenos Aires
Pendukung sepak bola Argentina berkumpul sejak dini hari Kamis di Stadion Bombonera yang ikonik untuk menghormati Miguel Angel Russo, pelatih Boca Juniors yang baru saja meninggal, dalam acara perpisahan yang penuh emosi di Buenos Aires.
Antrean panjang penggemar terlihat memadati kapel stadion sejak pagi buta, berjalan perlahan melewati peti jenazah sang pelatih berprestasi.
Russo, mantan pemain tim nasional yang pernah tiga kali melatih Boca Juniors serta sukses bersama Rosario Central dan Estudiantes de la Plata, meninggal pada Rabu di usia 69 tahun.
Klub tidak merilis informasi detail mengenai kondisi kesehatannya, namun media lokal melaporkan bahwa ia yang didiagnosis kanker prostat pada 2017 mengalami infeksi setelah kondisi memburuk dalam beberapa pekan terakhir.
Ia telah setuju memimpin Boca Juniors untuk ketiga kalinya pada Juni, namun tidak terlihat di pinggir lapangan sejak 21 September.
Peti jenazahnya diselimuti bendera Boca Juniors dan Estudiantes, klub tempat ia menjalani seluruh karier bermain.
Miguel memberikan segalanya untuk Boca, sama seperti yang kulakukan, ujar Pasallo, pria 34 tahun dengan tato lambang Boca di lengan kanannya yang bertuliskan frasa dari buaian hingga kuburan.
Kami akan mengucapkan selamat tinggal seperti cara penggemar Boca, yaitu dengan pesta, kata pedagang kaki lima yang mengenakan pakaian biru-kuning klub tersebut.
Namun suasana di stadion cenderung lebih tenang dibandingkan riuh.
Abadi di hati kami, tertulis pada spanduk Boca Juniors yang menampilkan foto Russo.
Russo telah berkarier sebagai pelatih selama lebih dari setengah hidupnya dan pernah menjadi kandidat pelatih tim nasional setelah sukses bersama beberapa klub besar.
Membawa Kembali Kejayaan
Sejumlah trofi memang tidak banyak, namun kemampuannya mengangkat performa klub ternama menjadi ciri khasnya.
Luis Conrado, seorang tukang batu berusia 67 tahun, datang dari Lanus, kota tempat Russo memulai karier kepelatihannya.
Di Lanus, ia menemukan kami di divisi B, menyelamatkan tim, dan mengembalikan kejayaan. Saya di sini untuk berterima kasih atas kebahagiaan itu, ujar Conrado.
Juara divisi utama pertamanya diraih bersama Velez Sarsfield pada 2005.
Suatu ketika atas permintaan Diego Maradona, ia ditunjuk melatih Boca Juniors, klub masa kecil Maradona, yang kemudian memenangkan Copa Libertadores 2007, pencapaian terbesarnya.
Ia juga dua kali menyelamatkan Rosario Central dari degradasi, termasuk saat meraih gelar Liga Cup Desember 2023, serta membawa klub Kolombia Millonarios menjadi juara pada 2017 meski baru menjalani kemoterapi.
Saat bermain untuk Estudiantes antara 1975 hingga 1988, ia menjadi bagian tengah serang yang tak terlupakan bersama Alejandro Sabella, Marcelo Trobbiani, dan Jose Daniel Ponce.
Ia pernah masuk tim nasional, namun sayangnya tidak terpilih untuk Piala Dunia 1986 yang dimenangkan Argentina.