Frank Tak Mau Menghukum Van de Ven dan Spence Atas Sikap Cuek Saat Kalah dari Spurs

Frank Tak Mau Menghukum Van de Ven dan Spence Atas Sikap Cuek Saat Kalah dari Spurs

Pelatih Tottenham Thomas Frank enggan menghukum Micky van de Ven dan Djed Spence setelah kedua beknya seolah mengabaikannya usai kekalahan 1-0 dari Chelsea pada Sabtu lalu.

Gol Joao Pedro di menit ke-34 memberi Chelsea kemenangan kelima beruntun atas rival London mereka dan menjadi kemenangan ke-10 dalam 12 pertemuan di semua kompetisi.

Tim Frank disambut sorak kecewa setelah hanya menghasilkan satu tembakan tepat sasaran dalam penampilan mengecewakan terbaru di Stadion Tottenham Hotspur.

Ini menjadi kekalahan kandang ketiga dalam tujuh laga di bawah mantan pelatih Brentford itu yang belum mampu mengatasi performa buruk di markas yang juga menyusahkan pendahulunya Ange Postecoglou pada 2025.

Menambah masalah Frank, Van de Ven dan Spence langsung menuju lorong pemain setelah peluit akhir dan meski Frank tampak menyuruh mereka berterima kasih kepada fans Tottenham, keduanya melewati orang Denmark itu yang menatap mereka sebelum berbalik untuk bertepuk tangan kepada penonton.

"Saya anggap itu masalah kecil saja. Kami punya Micky van de Ven dan Djed Spence yang sudah berusaha maksimal. Mereka tampil bagus sepanjang musim ini dan semua orang sedang frustrasi. Kami lakukan hal berbeda jadi saya rasa bukan masalah besar," kata Frank.

"Semua pemain tentu frustrasi. Mereka ingin tampil baik, ingin menang, ingin berprestasi jadi saya paham itu.

"Menurut saya ini soal konsistensi di saat baik maupun buruk yang memang sulit. Makanya saya keliling ke fans seperti tadi. Lebih menyenangkan saat menang, saya bisa bilang begitu."

Frustrasi dan Emosi

Meski berada di peringkat ketiga Premier League lebih tinggi dari Chelsea berdasarkan selisih gol, fans Tottenham mulai kesal dengan taktik sederhana manajer mereka yang bertolak belakang dengan semangat klub 'berani berarti berbuat'.

Ditanya apakah ia mengerti reaksi pendukung atas hasil itu, Frank menjawab: "Ya, seratus persen. Kami semua rasakan frustrasi dan emosi itu. Itu bagian dari sepak bola."

Frank selalu dikenal sebagai pelatih pragmatis yang rela korbankan gaya demi poin, beda dengan Postecoglou yang berorientasi serangan dan dipecat meski memenangi Europa League musim lalu untuk akhiri paceklik trofi 17 tahun klub.

"Saya bilang itu tentu sangat menyakitkan. Saya belum pernah tangani tim yang ciptakan sedikit peluang dalam satu laga. Itu pasti saya teliti," kata Frank soal penampilan menyerang buruk Tottenham lawan Chelsea.

Ini hanya clean sheet ketiga Chelsea dalam 12 laga dan bos Enzo Maresca lega bisa lolos tanpa gol kebobolan untuk pertama kalinya.

"Bagaimanapun saya senang dengan skor 1-0, senang dengan tiga poin dan terutama karena jaga gawang tak kebobolan tapi ini yang kita butuh ke depan. Kami tahu sebagai tim akhirnya akan cetak gol tapi harus perbaiki pertahanan," ujar Maresca.

"Saya pikir penampilan sangat bagus. Saat pegang bola dan tanpa bola. Pasti cara kami pressing sangat krusial."